My Life On The World

Selamat Datang......!
Mohon maaf apabila saudara/i kurang merasa puas dengan blog ini karena penulis masih perlu banyak belajar dari Saudara/i semua.
Terimakasih Atas Kunjungan Anda!

Senin, 21 November 2011

BULAN SAFAR

BULAN SAFAR


          Bulan safar adalah bulan yang penuh dengan nilai sejarah. berbagai peristiwa penting dalam islam terjadi pada bulan ini, seperti pernikahan Nabi Muhammad Saw dengan Siti Khodijah, terjadinya perang Wuddan dan Abwak (Perang yang pertamakali di ikuti oleh Nabi), Perang Ma'unah yang dipimpin oleh Al-Munzir bin Amr As-Sa'idiy disertai 40 orang sahabat nabi yang ditugaskan untuk berdakwah dan mengajar agama islam kepada bani 'Amir.
         Pada bulan Safar juga terjadi tragedi Ar-Raji', yaitu pembantaiaan terhadap 7 sahabat nabi oleh kaum Udal dan Al-Qorah disebuah tempat persimpangan yang bernama Ar-Raji' di daerah Usfan (kawasan diantara mekkah dan madinah). Padahal kedatangan para sahabat nabi ke kaum Udal dan Al-Qarah untuk mengajarkan agama islam dan AlQuran.
        Pada Bulan safar pula terjadiperang Maraj Rahit pada 13 H di pinggiran bandar Damaskus, Syiria dibawah pimpinan Khalid bin Al-walid. Pelantikan Abd rahman Al- Ghafiqiy sebagai Gubernur Andalusia pada 113 H dan wafatnya Salahuddin Al-Ayyubi pada 585 H juga terjadi pada bulan ini. Bahkan Jatuhnya keajaan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad ketanga pasukan Tartar juga terjadi pada bulan ini, tepatnya ada 656 H.
       Melihat betapa banyaknya peristiwa penting terjadi pada bulan safar tidak heran apabila bulan ini dikatakan bermuatan nilai historis yang cukup tinggi. Tapi ada juga yang menggangapnya sebagai bulan yang penuh dengan ketidakberuntungan. Sebab hampir semua kejadian penting diatas terarah pada hal-hal yang sifatnya tidak mengutungkan bagi umat islam seperti kematian seseorang atau kejatuhan suatu negri islam.
         Banyak orang yang mengurungkan niat baiknya ketika memasuki bulan ini, seperti membatalkan perkawinan, Menunda pindahan rumah/ kontrakan, melarang berpergian jauh/ rekreasi dan sebagainya. Menurut segelintir orang, jika sesuatu dimulai pada bulan ini maka akan berakhir dengan sesuatu yang tidak baik. Mereka menilai bulan safar adalah bulan bencana, bula bala, bulan malapetaka dan sederet lainnya yang negatif.
        Tentu saja pemikiran seperti itu sangat tidak masuk akal dan bertentangan dengan syariat islam. Dalam islam tidak ada yang namanya bulan "apes" atau Sial. Semua bula atau hari memiliki nilai yang sama, tergantung orang menggunakannya. Hari-hari kita sepanjang bulan akan terasa nikmat, bahagia dan berkah apabila di isi dengan sesuatu atu amalan yang baik-baik. Sebaliknya akan terasa sesak, sekarat, laknat jika digunakan untuk hal-hal yang negatif. Karena itu menghadapi bulan-bulan apa saja termasuk bulan safar tak perlu di iringi oleh bentuk-bentuk pemikiran yang negatif.
       Mestinya bulan safar dijadikan sebagai sarana refleksi kita untuk meningkatkan kadar iman dan taqwa kepada alloh SWT. sesuai dengan makna safar adalah kosong, sebaiknya kita juga banyak mengosongkan diri dari noda dan dosa ketika bulan ini tiba. Bukan sebaliknya, mengosongkan nilai-nilai kebaikan dan diganti dengan perbuatan buruk.Pasrahkan saja seluruhnya kepada Alloh SWT. Sejauh kita berada dalam jalur yang benar, meskipun pada bulan safar maka sejauh itu pula kita aka merasakan kedamaian melaksanakan aktifitas sehari-hari.
       Di Era yang semakin modern ini, sudah saatnya meninggalkan hal-hal yang primitif dan mistis. Pola pemikiran yang percaya pada hal-hal yang belum terjadi sudah saatnya harus ditinggalkan, meskipun baik dari sikap kehati-hatian kita, namun percaya pasa satu ketentuan bahwa dibulan safar akan terdapat banyak bencana jelas harus kita tepis jauh-jauh. Percaya pada hal-hal seperti itu sama saja mengembalikan diri kita sendiri pada kepercayaan kuno atau primitif, yang percaya kepada kekuatan alam dan benda.
     Karena itu, ketika bulan safar tiba mestinya kita harus ingat adalah peristiwa-peristiwa fositif yang terjadi pada bulan ini. Jika saja bulan safar dianggap sebagai bula bencana, bagaimana pernikahan antara Nabi dengan Siti Khadijah bisa terjadi? kalo saja bulan safar di cap sebagai bulan malapetaka. Bagaimana peletakan batu pertama perluasan mesjid al-haram pada 1409 H dan mesjid Nabi pada 405 H terjadi pada bulan safar. Tentu disebabkan karena mereka berfikir tidak ada yang namanya bulan sial ataupun bulan beruntung.



By Detik Sriguslilah
Dikutip dari Majalah Hidayah Edisi April 2005